Selasa, 08 November 2016

IMMawati Pejuang Tangguh



Bantul, 9 oktober 2016 sebuah perkumpulan kecil yang dibentuk karena persatuan organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Fakultas Agama Islam UMY, yang belom lama ini mengadakan rapat kerja yang didalamnya membahas rancangan bagaimana proses jalan kedepan. Kita berjalan bersama bukan hanya untuk melaksanakan program – program kerja yang ada di internal, akan tetapi bagaimana bisa kita membuat perubahan yang mendasar dalam rumah kita sendiri yang tidak lupa juga melihat lingkungan sekitar. 

Deras nya hujan di malam hari tidak menjadi alasan untuk Immawati bergerak. Rintikan air hujan yang tak kunjung reda malam itu memberikan kita pelajaran untuk mensyukuri nikmat Allah yang masih diberikan kepada kita. Malam ini,  kami berkunjung ke rumah salah satu wanita hebat yang merupakan demisioner IMM Komisariat Ekonomi pada tahun itu yang juga sekarang merupakan aktivis atau penggiat muda ini, mempunyai semangat yang luar biasa dan sangat berpengaruh untuk orang disekitar. Saat ini beliau masih menjadi penggiat di PW NA DIY dan berumah tangga di daerah kalipakis, Tirtonirmolo Kasihan Bantul. Wanita yang ramah dan mempunyai jiwa Ibu yang sosialis ini membuat kami terpana dan memotivasi kita untuk menjadi wanita yang tidak hanya biasa, akan tetapi menjadi wanita yang luar biasa. Panggil saya saja “Mbak Diah dek, biar lebih akrab” Katanya. Perbincangan malam itu tidak luput dari curhatan-curhatan wanita pada era globalisasi saat ini, dari personality, organisasi, dan hal lain yang mencakup dalam jati diri immawati. 

Kegiatan malam ini kita adakan tidak hanya sekedar bersilaturrahmi saja, akan tetapi untuk bertukar pikiran meminta pendapat saran dan masukan dari Mbak Diah. Perbincangan yang cuma sekilas, selama tiga jam itu membuat kami semua me-refresh kembali otak dan pikiran. Tidak ada hal yang sia-sia kalo dikerjakan dengan niat lillah. Banyak point yang harus kami ambil dalam perbincangan malam itu. Ada sekitar 10 immawati yang masih bergelut berjuang dalam heningnya malam dan di selingi dengan semilir angin sepoi-sepoi pinggir sawah rumah Mbak Diah. Dalam keadaan kami belom makan, seperti dalam QS Al- Maidah :   yang artinya “ maka nikmat Tuhan manakah yang engkau dustakan?” secuil jadah tempe,teh hangat,onde-onde, aneka makanan pada zaman itu membuat kita bersemangat lagi untuk berbincang. Ah udah lah banyak sekali basa-basi disini. 

Nah, santai aja ya bahsaanya disini? Biar tidak hanya sekedar masuk telinga kanan keluar telinga kiri kami ingin membagikan ilmu yang sudah kami dapatkan waktu itu. Mulai dari mana ya? 

Langsung saja, kita berdiri sekarang ini sudahkah bisa disebut dengan aktivis? Tidak. Kita bahasakan saja kalau kita ini penggiat. Katanya malam hari itu. Jika kita di hadapkan dengan berbagai macam linier kehidupan, yang jikalau sekililing kita masyarakat  luar, berada di zona manakah kita? Ya tentu kita berada di zona luar karena zona luar merupakan zona dimana kita bergerak aktif dalam menghadapi segala tantangan. Bukan malah zona dalam dimana zona kita berada di daerah nyaman. Kata siapa perempuan khususnya Immawati hanya ruang lingkup dapur, kasur, sumur? Bukan kah wanita sekarang yang seharusnya maju terdepan dan tidak berada stagnan mas itu. Inti dari apa yang disampaikan Mbak Diah pada malam itu ialah, gunakan waktu usia mudamu sebaik mungkin, iuti segala aktifitas yang menyangkut dengan apa yang ada pada potensi dirimu dengan mengenali dahulu siapa dirimu sesungguhnya, lalu tunjukka pada dunia bahwa wanita yang seperti apa yg mereka harapkan wahai kaum adam? – red immawati.

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung, silakan tinggalkan komentar anda. Bebas, tapi dilarang yang mengandung SARA.
Fastabiqul Khoirot