Minggu, 10 Maret 2013

Politik Bak Permainan Catur

 Setiap kegiatan yang dilakukan seseorang, kelompok, organisasi atau apapun namanya pasti memiliki tujuan. Perbedaannya terletak pada jelas atau tidaknya tujuan itu. Bila tujuan itu jelas, maka sesuatu yang diharapkan akan mudah untuk dicapai, sebaliknya bila tujuannya sudah tidak jelas, maka hasilnya pun akan jauh dari harapan.



Beginilah kira-kira apa yang diperankan dalam permainan catur. Sebuah permainan yang sudah membumi di kalangan kita, bahkan juga mungkin kita salah satu pemainnya atau penggemarnya saja. Namun, apakah ada kemiripan antara permainan politik dengan filosofi catur?

Catur adalah salah satu dari permainan yang cukup rumit. Kerumitan ini meliputi beberapa hal yaitu, pertama si pemain harus mengerti aturan main catur baik gerak langkah masing-masing buah catur maupun istilah-istilah yang digunakan dalam permainan catur, misalkan kuda gerakannya berbentuk huruf L, luncur memiliki gerakan diagonal, benteng gerakannya lurus, pion gerakannya selalu ke depan dan tidak boleh mundur bila sudah maju, dan seterusnya. Kedua, yaitu aturan permainan, misalnya bagaimana cara “makan”, teknik skak baik untuk mengecoh lawan maupun skak mati. 

Tentu, setiap permainan memilik filosofi tersendiri baik untuk kehidupan sosial, ekonomi, budaya maupun politik. Permainan catur disamping bermanfaat untuk mengasah otak -baik otak kiri maupun otak kanan-memiliki filosofi politik. Dalam permainan catur sudah diatur tentang pergerakan buah catur dari bidak-bidaknya. Dalam perpolitikan, setiap orang mempunyai peran dan cara berpolitik masing-masing yang terikat dalam aturan-aturan, baik aturan internal partai -AD/ART- maupun eksternal partai -UUD-. Oleh sebab itu, seharusnya setiap politisi atau orang yang terjun dalam politik praktis mematuhi aturan-aturan sekaligus memahami dan mempraktekkan aturan tersebut baik di partai maupun ketika menduduki sebuah jabatan untuk mengabdi kepada negara. 

Dalam permainan catur pula sudah di atur cara bermain bertahan dan menyerang. Begitu pula dalam politik, para politisi tidak boleh seenaknya (jawa: sak karepmu dewe) menuduh, mencaci dan berspekulasi terhadap partai tertentu, dengan maksud menyerang sehingga menutupi aib partai sendiri yang berujung pada kerugian dan menguntungkan pihak-pihak tertentu yang tidak bertanggungjawab. Oleh karena itu, meskipun partai berambisi untuk meraih kekuasaan namun tidak menghalalkan segala cara. Tentu, etika politik, kesantunan dalam berbicara, dan mengedepankan praduga tak bersalah menjadi keharusan setiap para politisi. Sehingga tidak melihat menang ataupun kalah, namun mampu memelihara iklim demokrasi yang sehat.
  
Dalam perpolitikan juga sering mengalami hal-hal terjepit baik elektabilitas partai turun maupun kader partai terlibat dalam kasus-kasus tercela, maka disinilah letak kejelian dan kecerdasan seorang politisi -pengurus partai- untuk menentukan sikap dalam masa-masa sulit tanpa meninggalkan kewajibannya sebagai penyelenggara negara. Dengan demikian, akan melahirkan sebuah keputusan yang bijak dan diterima oleh semua kalangan. Menentukan solusi jitu untuk keluar dari masa sulit dalam perpolitikan ibarat permainan catur dalam posisi skak.

Jika raja berada pada posisi skak mati dan raja tersebut mati langkah, maka biasanya dimulailah permainan baru dari awal. Dengan semangat baru bagi yang menang dan bagi yang kalah adalah awal untuk menyusun strategi baru guna mengalahkan si lawan. Begitupun dalam perpolitikan, kadang kita dihadapkan pada masalah-masalah pelik, sehingga membuat partai  mati langkah dan harus menerima kenyataan gagal atau kalah dalam pertarungan pemilu. Namun sepahit apapun masalah itu partai harus menyusun strategi baru untuk pemilu mendatang dan juga mendukung program-program  partai pemenang pemilu. 

Di samping itu pula, catur adalah sebuah permainan yang membutuhkan energi yang besar untuk memainkankannya. Banyak ide, gagasan, pemikiran dan strategi yang akan dimainkan dalam permainan tersebut. Tentu, hanya pemain yang handal, mampu membuat strategi jitu, memiliki pemikiran yang cemerlang dan kecerdasan akan mampu memenangi permainan catur. Begitupula dengan politik, semua partai politik memiliki target untuk merebut kemenangan pada setiap kali pemilu, baik ketika pemilihan legislatif maupun eksekutif. Karena memang “sunnah” politik mencari kekuasaan dengan berbagai macam ragam. Bahkan sebagian dari mereka menempuh berbagai cara untuk mendapatkan kekuasaan. Maka tidak mustahil bila pada prakteknya terjadi konflik kepentingan antara partai X dan partai Y. Sehingga akibatnya akan merusak sistem dan tatanan visi dan misi yang telah di bangun sebelumnya. 

Bila awalnya berdalih ingin mengentaskan kemiskinan, memberantas korupsi, menjunjung tinggi kepentingan rakyat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Maka berbanding terbalik dengan apa yang dicita-citakan itu. Kasus demi kasus yang menjerat partai menjadi bukti permukaan sebelum melihat lebih detail apa yang terjadi dengan partai-partai tersebut. Sebagian politisi lebih mementingkan partai dibandingakan dengan kepentingan rakyat. Dari sebagian para politisi seratus persen memikirkan elektabilitas partai, namun nol persen memikirkan rakyat. Mereka lebih sibuk dengan mengurus partai daripada mengurus negara. Mereka rela mundur dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) -meninggalkan rakyat daerah pemilihannya- yang hanya tinggal satu tahun lagi demi mengurus partai untuk memenangkan pemilu nanti -2014-.

Oleh karena itu, sudah semestinya politisi mampu menerapkan filosofi catur dalam kepartainnya. Selalu mengedepankan praduga tak bersalah sesama politisi dan mengikuti aturan main baik yang telah disepakati dalam internal maupun eksternal partai. Semua partai boleh berambisi untuk menang dalam meraih kekuasaan, namun etika politik perlu diperhatikan untuk menjaga iklim demokrasi dinamis. Sehingga tidak menghalalkan segala cara untuk meraih kekuasaan semu. Bila hal ini dimiliki oleh semua partai di Indonesia, yakinlah bahwa “label” politik jorok dan kotor akan hilang seketika dengan lahirnya para politisi sejati.

 Oleh: Immawan Adnan, (KPI 2010)

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung, silakan tinggalkan komentar anda. Bebas, tapi dilarang yang mengandung SARA.
Fastabiqul Khoirot